Pendidikan

Ma'had Aly Melesat, dari Anak Tiri Menuju Bintang Pendidikan Islam

Kamis, 09 Mei 2024 - 17:10 | 174.99k
Peserta halaqah forum mudir dan Rektor PTKIN di Jakarta. (FOTO: Kemenag for TIMES Indonesia)
Peserta halaqah forum mudir dan Rektor PTKIN di Jakarta. (FOTO: Kemenag for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dunia pendidikan pesantren terus berbenah. Ma'had Aly, jenjang pendidikan tinggi di pesantren, kini kian mantap menuju rekognisi formal sebagai bagian penting dalam mencerdaskan bangsa. Hal ini mengemuka dalam Halaqah Forum Mudir Ma'had Aly dan Forum Rektor PTKIN yang digelar di Jakarta pada 8-9 Mei 2024.

Halaqah ini menjadi tindak lanjut pertemuan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dengan Majelis Masyayikh (MM) pada 24 April lalu. Dalam pertemuan tersebut, Menag menyampaikan 3 poin penting untuk memperkuat Ma'had Aly.

1. Rekognisi, Afirmasi, dan Fasilitasi

Lulusan Ma'had Aly difasilitasi untuk melanjutkan pendidikan ke PTKIN pada jenjang sarjana, magister, dan doktoral.

2. Penambahan Input Mahasiswa

PTKIN didorong untuk menerima lebih banyak mahasiswa berlatar belakang pesantren untuk meningkatkan kualitas ilmu keagamaan.

3. Pengenalan Majelis Masyayikh

MM, lembaga penjamin mutu pesantren, perlu dikenal luas layaknya BAN PT di perguruan tinggi.

Dalam kesempatan itu, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki menegaskan komitmen pemerintah untuk menempatkan pesantren, termasuk Ma'had Aly, pada tempat semestinya.

"Sudah saatnya Ma'had Aly dan pesantren tidak lagi menjadi 'anak tiri' dalam sistem pendidikan nasional," ujarnya.

Tak hanya itu, Halaqah forum Mudir dan Rektor ini juga membawa angin segar bagi lulusan Ma'had Aly. Mereka kini memiliki peluang lebih luas untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan berkarier di PTKIN. 

"Kami harap forum ini dapat merealisasikan amanah Undang-undang Pesantren agar lulusan Ma'had Aly dapat diterima di PTKIN," ungkap Wamenag Saiful.

Sinergi antara Ma'had Aly dan PTKIN menjadi kunci dalam mewujudkan rekognisi tersebut. Sementara, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Abu Rokhmad menuturkan, Majelis Masyayikh dan Dewan Masyayikh di setiap pesantren perlu bekerja sama untuk menjaga mutu pendidikan.

"Berdasarkan regulasi, MM pun memiliki mitra di setiap pesantren yang disebut Dewan Masyayikh. Jika masih ada pesantren, apalagi yang memiliki pendidikan formal namun masih belum membentuk dewan masyayikh, kami harap pesantren segera membentuk," pinta guru besar UIN Walisongo ini.

Sementara itu, salah satu pengurus Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan, Muhammad Amruddin Latif, berharap forum ini dapat menghasilkan regulasi yang jelas dan tegas terkait rekognisi lulusan Ma'had Aly.

"Semoga kendala teknis yang selama ini terjadi, segera terselesaikan agar sesuai regulasi," pungkasnya.

Halaqah forum Mudir Ma’had Aly dan rektor PTKIN ini dihadiri oleh Wakil Menteri Agama RI Saiful Rahmat Dasuki, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Abu Rokhmad, Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghafur, ketua forum PTKIN Masnun Tahir, para rektor pada sejumlah PTKIN, mudir Ma’had Aly seluruh Indonesia, perwakilan Majelis Masyayikh, serta para Kasubdit di lingkungan Direktorat PD Pontren. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES